Merayakan ulang tahun dengan makan di luar, pergi ke pantai sambil menikmati jagung bakar yang rasanya cukup pedas di usia ku saat itu. Mendapat baju baru dari emak dan dapat petuah dari bapak. Mendengar harapan dan mimpi mereka di hari tua kelak saat usiaku memasuki dewasa tahap awal🙂 bahagia? Sangat. Diperlakukan serasa anak tunggal. Di zamanku, memang finansial orang tua lebih baik dibanding zaman kedua saudaraku makanya dapat diperlakukan sedikit berlebihan menurutku sih.
.
.
Kini. . . .
Lintasan masa lalu masih terbayang jelas. Tiga tahun ketika usia 17th serasa singkat, satu tahun terakhir serasa hampa dan kesendirian yang mencengkram walaupun dikeramaian. Kepercayaan diri itu mulai luntur. Di 2018 sebatas 19 tahun lebih 4 bulan 18 hari merasakan punya bapak. Sedih? Tidak terdeskripsikan. Terkadang merasa kalau Tuhan tidak adil, benar-benar dapat perlakuan takdir yang berbeda dengan kedua saudaraku. Sempat menyalakan Tuhan, merasa bahwa Tuhan itu egois.
.
.
Saat ini, usia 20th. Ada kenyataan yang membuat aku menyadari bahwa tidak ada yang salah dengan rancangannya Tuhan. Semua adil. Keadilan tidak hanya berkaitan dengan ukuran yang sama namun kesamaan yang diperoleh dengan porsi masing-masing. Usia baru ini aku akan tetap melantunkan tiga permintaan utama sama seperti yang aku lakukan pada perayaan ulang tahun sebelumnya. Tentunya dengan isi yang berbeda.
Comments